Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM
Pencapaian Zona Integritas (ZI) menjadi langkah awal yang penting dalam meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). ZI merupakan komitmen kuat dari suatu unit kerja dalam instansi pemerintah untuk mencegah praktik korupsi, meningkatkan transparansi, dan memberikan pelayanan publik yang berkualitas. Tujuan utamanya adalah menciptakan perubahan positif dalam pengelolaan pemerintahan dan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah.
WBK dan WBBM adalah predikat yang diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) kepada instansi yang berhasil melakukan reformasi birokrasi secara signifikan. Proses menuju predikat ini melibatkan serangkaian upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kualitas pelayanan publik. Setiap instansi harus memenuhi sejumlah komponen penilaian yang menjadi dasar keberhasilannya. Berikut adalah komponen-komponen utama dalam Zona Integritas:
Manajemen Perubahan
Penataan Tata Laksana
Penataan Sistem Manajemen SDM
Penguatan Akuntabilitas
Penguatan Pengawasan
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Untuk mendukung pencapaian Zona Integritas menuju WBK dan WBBM, Fakultas Teknik Industri UPNVYK telah mengadakan sosialisasi yang menghadirkan narasumber Prof. Dr. Ir. Faridah, S.T., M.Sc., IPU, Ketua Zona Integritas Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM). Prof. Faridah membagikan pengalaman dan strategi FT UGM dalam menuju WBK dan WBBM.
UGM menghadapi beberapa isu strategis dalam perjalanan menuju WBK, di antaranya:
Silo berlapis dalam organisasi
Beban administrasi dosen/pejabat
Birokrasi yang memperlambat layanan
Tingkat keterlibatan kerja (work engagement)
Dengan menerapkan strategi ini, FT UGM berhasil meraih dampak positif seperti:
Fokus tridharma dosen yang semakin kuat.
Peningkatan keterlibatan kerja (work engagement).
Efisiensi SDM dan anggaran.
Kecepatan dan integritas layanan.
Meningkatnya kepercayaan terhadap manajemen fakultas.
Hasil konkrit dari pembangunan ZI setelah mendapatkan WBK adalah:
Mekanisme kerja, pola pikir, dan budaya kerja individu yang lebih baik dan sesuai dengan tujuan pembangunan ZI.
SOP layanan yang lebih jelas dan terstruktur.
Sistem manajemen SDM yang lebih transparan dan terukur.
Perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring kegiatan yang lebih tersistem dengan baik.
Penguatan pengawasan yang lebih terstruktur dan pengelolaan risiko yang lebih baik.
Kualitas layanan yang semakin terukur di Fakultas Teknik.
Sementara itu, FT UGM juga memiliki isu strategis dalam meraih WBBM, di antaranya:
Pengoptimalan Gedung ERIC yang bersertifikat Green sebagai pusat aktivitas riset.
Tantangan implementasi sumber daya terbarukan, penggunaan air bersih yang efisien, serta pengolahan sanitasi ramah lingkungan.
Akreditasi internasional untuk program studi.
Pengoptimalan fasilitas Gedung SGLC yang bersertifikat Green Platinum sebagai learning center.
Penyediaan akses mudah dan terjangkau untuk layanan kesehatan mental.
Dampak yang dihasilkan dari strategi menuju WBBM ini meliputi peningkatan capaian IKU (Indikator Kinerja Utama), di antaranya:
Kesiapan kerja lulusan.
Mahasiswa yang aktif berkegiatan dan meraih prestasi di luar prodi.
Dosen yang berkontribusi di luar kampus.
Kualifikasi dosen dan pengajar.
Penerapan karya dosen yang bermanfaat untuk masyarakat.
Kemitraan program studi dengan mitra internasional.
Pembelajaran yang lebih interaktif dan kolaboratif dalam kelas.
Akreditasi internasional untuk program studi.